search

Solo The Spirit of Java

Solo The Spirit of Java
Welcome to my blog
Share |

Awali Kompetisi, Persis Solo Main di Banyuwangi

Klub kebanggaan wong Solo, Persis, akhirnya telah resmi ditetapkan oleh Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) sebagai salah satu peserta kompetisi divisi 1 musim depan. BLAI juga telah menetapkan sistem kompetisi divisi 1 dengan sistem turnamen kandang 5 putaran dan meninggalkan sistem kompetisi lama yakni sistem kandang dan tandang.

Menurut sumber yang terpercaya, didapatkan sebuah kabar berita bahwa Persis Solo akan memulai kompetisi divisi 1 dengan bermain di Banyuwangi guna mengikuti kompetisi divisi 1 sistem home turnamen putaran pertama. Lawan-lawannya yang mesti dihadapi diantaranya adalah Perswangi Banyuwangi, Persista Sintang, Persedikab kab. Kediri dan Persewon Wondama.

Meski komposisi lawan-lawan Persis telah diketahui dari sekarang, namun kepastian tanggal dimulainya kompetisi divisi 1 ini belumlah diketahui secara pasti karena pihak BLAI sendiri sampai saat ini masih disibukkan dengan segala persiapan yang berkaitan dengan kompetisi.

»»  Baca Selengkapnya...

Persis Solo Di Divisi Satu

Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) telah merilis pembagian grup kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia. Sebanyak 66 tim akan berpartisipasi dalam kompetisi kelas tiga PSSI ini. Dari 66 tim tersebut, sebanyak 9 tim belum mendaftarkan keikutsertaannya ke BLAI, dan salah satu tim tersebut adalah persis Solo.

Delapan tim lain yang belum mendaftar adalah Persidago Gorontalo, Gaspa Palopo, Persibom Bolaang Mongondow, PS Bank Sumsel, Persepar Palangkaraya, PS Banyu Asin, PS Pelalawan dan PSKS Cilegon. Musim ini kompetisi Divisi Satu akan dimulai 26 September, dibagi dalam 12 grup dan digelar dengan sistem home tournament.

Persis Solo pun sampai saat ini masih menunggu keputusan dari Badan Liga Indonesia (BLI) mengenai penyelenggaraan babak Play Off beberapa waktu yang lalu, ditambah lagi dengan pelaporan kasus percobaan penyuapan yang dilakukan oleh Persiku Kudus terhadap beberapa pemain persis Solo. “Kami masih menunggu keputusan final dari BLI mengenai babak Play Off beberapa waktu lalu. Laporan kami tentang percobaan penyuapan juga masih dibahas. Jika dulu BLI melayangkan surat kepada kami untuk mengikuti babak Play Off, maka setelah Play Off pun kami diberi pemberitahuan mengenai siapa yang akhirnya lolos degradasi”, jelas Sekretaris Umum Perssi Solo Rubhan Ruzziyanto.

Gelaran kompetisi Divisi Satu yang tinggal sebentar lagi pun seharusnya memaksa Persis Solo segera melakukan tindakan, mengingat nama persis Solo tercantum dalam pembagian grup kompetisi Divisi Satu yang dirilis oleh BLAI. ” Kami masih tetap menunggu hasil dari sidang Komdis PSSI kemarin. Waktu yang mepet masih cukup untuk membentuk tim, mengingat di Solo banyak bakat potensial”, pungkas Rubhan.

»»  Baca Selengkapnya...

Selama mereka masih di PSSI JANGAN HARAP Indonesia Bisa ke Piala Dunia

4-3-2009-naslogo pssiSeperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Perhelatan sepakbola dunia sudah usai dengan tampilnya Spanyol sebagai jawara dunia setelah mengandaskan Timnas Oranje-Belanda dengan skor tipis 1-0 di perpanjangan waktu lewat gol pemain Catalan, Andres Iniesta.

Banyak pengalaman dan belajar yang kita petik daripada perhelatan besar ini terutama jika ingin membentuk sebuah tim modal yang utama adalah kekompakkan dan meninggalkan ego satu dengan yang lain dengan nama negara, kita bisa lihat bagaimana sebuah timnas Korut yang kita tahu secara politik internasional negara ini cukup misterius dan mengisolasikan diri dari negara-negara luar tetapi karena misterius dan mengisolasikan diri inilah yang membuat mereka kuat dan lolos putaran final Piala Dunia walaupun harus kalah dari Brazil, Portugal dan Pantai Gading dengan produktivitas 1-12 tetapi mereka bisa memukau dunia dengan menahan permainan Brazil hinggal menit ke-50 dan mencetak gol dengan indah ke gawang Julius Caesar.

Atau kesebelasan Putih-Putih, Selandia Baru yang mencatatkan rekor tidak terkalahkan di ajang Piala Dunia bahkan sempat unggul melawan Italia walaupun akhirnya harus imbang, atau tiga kemenangan besar pasukan muda Jerman ketika menghadapi tim musuh bebuyutannya, mereka berhasil menghajar Inggris dan Argentina dengan skor telak 4-1 dan 4-0 dan pada babak penyisihan group pun mencukur tim kangguru dengan skor 4-0 ! dan masih banyak lagi cerita-cerita menarik, sedih, gembira kalau kita mengingat Piala Dunia 2010.

“ Bapak harus mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI, karena kalian dianggap mempermalukan bangsa. Bapak yang beranggung jawab atas semua ini “

Azwar Anas, Ketum PSSI ketika menyambut Timnas Piala Tiger 1998

Bagaimana dengan Indonesia ? penulis dan mungkin para penikmat sepakbola di tanah air pun mungkin muak pengen muntah kalau ditanya kapan Indonesia main di Piala Dunia, padahal negara kita kalau di peta adalah negara paling besar selain China dan Rusia tetapi kenapa tidak pernah masuk putaran final Piala Dunia yach walaupun banyak pihak bilang Indonesia pernah main di Piala Dunia pada tahun 1938 tetapi itu BUKAN INDONESIA tetapi Hindia Belanda ! China saja yang berpenduduk paling besar di dunia saja PERNAH merasakan pertarungan Piala Dunia, Korea Utara dan Selandia Baru saja yang geografisnya masih lebih besar geografis pulau Jawa BISA main di Piala Dunia sedangkan kita ? hanya terpaku sambil meneteskan air liur ketika menyaksikan pertandingan yang “dibantu” oleh stasiun televisi yang mendapatkan hak siar atau membaca tulisan jurnalis yang dikirim oleh kantornya ke ajang tersebut atau mendengar sanak-saudara yang kebetulan nonton atau menjuarai sebuah kompetisi iseng-iseng berhadiah benar tidak ?

Kalau boleh mengambil sebuah lirik lagu sepakbola kita ini mau dibawa kemana ? sepakbola kita hanya bisa garang di tanah sendiri tetapi macan ompong ketika keluar rumah, kita bisa lihat bagaimana garangnya Persipura, Persiwa dan Sriwijaya FC di kompetisi Liga Super berapa puluh gol mereka cetak tetapi apakah garang juga begitu keluar dari tanah Indonesia ? TIDAK kita bisa lihat bagaimana anak-anak Persipura di ajarin bagaimana cara bermain sepakbola yang baik dan benar dari klub China sampai 9 GOL ! begitu juga dengan Persiwa melawan tim yang boleh kita bilang dari urutan peringkat FIFA saja masih jauh di bawah kita ternyata kalah hanya Sriwijaya FC saja yang bisa mengimbangi tetapi tetap saja ujungnya KALAH dan TERSINGKIR dari ajang internasional !!

Itu baru klub bagaimana dengan Timnas kita ? ternyata tidak jauh berbeda kalau boleh penulis bilang kalau melihat timnas kita bertanding ibarat kita menyaksikan PARADE BOY BAND sedang beraksi tetapi tidak ada hasilnya !! kalau pemain luar negeri seperti CR-9, Kaka, Pato mereka memberikan yang terbaik dan pantas sesuai dengan kontraknya baik di klub maupun Timnas bahkan mereka rela berjuang di klub untuk main agar bisa masuk Timnas, sedangkan timnas negara ini ? gaji besar bahkan melebihi gaji RI-01 atau direksi BUMN tetapi prestasi untuk timnas mana ? pasti diantara pembaca pasti membela dengan mengatakan bahwa Indonesia pernah kok juara itu Juara Piala Kemerdekaan tahun 2008 di Jakarta, kalau anda bilang Indonesia juara Piala Kemerdekaan tahun 2008 penulis malah berkata itu juara untung-untungan kenapa ? kita bisa lihat bagaimana kelakuan licik daripada para official Timnas yang melakukan intimidasi, provokasi dan semua tindak tanduk yang melanggar semangat daripada fair play yang diagungkan oleh FIFA kepada tim Libya karena mereka merasa terancam akhirnya atas rekomendasi PSSI-nya Libya tim Libya akhirnya memilih mundur tetapi tetap melaporkan kejadian ini walaupun kita tidak tahu kabar akhirnya dari kelanjutan kasus ini apakah sang pelaku masuk Penjara atau dihukum oleh FIFA !

Pembaca pasti bertanya kenapa penulis memberikan judul di atas seperti itu ? iya selama 4 sekawan itu masih duduk manis di kantor PSSI jangan harap Timnas kita bisa berbicara dengan bagus di ajang internasional dan pembaca juga bertanya siapa 4 orang itu, penulis hanya memberikan inisialnya saja untuk menghindari pencemaran nama baik walaupun kita semua tahu siapa 4orang ini. Empat orang yang penulis maksud adalah, NH, NB, NB dan ADT kalau menurut penulis empat sekawan inilah yang mungkin membuat sepakbola kita seperti macan ompong, kita bisa lihat bagaimana mimpi-mimpi mereka dalam mewujudkan sepakbola Indonesia biar disegani dan ditakuti tim lawan tapi mana ? mungkin pembaca pernah mengenal program Timnas Primavera, Baretti adakah mereka berprestasi ? paling prestasi hanya tingkat SEA GAMES, sedangkan Olimpiade dan Piala Dunia ? NOL BESAR.. kemudian ada pembinaan di Belanda, apakah Indonesia berprestasi di ASIAN GAMES DOHA 2008 ? TIDAK..kemudian yang sekarang di liga Uruguay apakah merek berprestasi MASUK dalam putaran final Piala Asia U-19 ? TIDAK !!! dan semua yang telah penulis sebutkan adalah ide cemerlang dan cerdas daripada empat sekawan ini tetapi sekali lagi hasil dari ide ini NOL BESAR !!!

Penulis juga heran dengan empat sekawan ini, mulai dari penulis masuk SD sampai sekarang empat sekawan itu masih saja betah di kantor PSSI, ketika ada isu mendesak untuk meminta mereka mengundurkan diri, salah satu dari empat sekawan itu malah mengeluarkan pesan yang menurut penulis ucapan beliau ini seperti ucapan anak kecil dimana beliau akan mundur kalau Timnas kita GAGAL ke final SEA GAMES 2011 kita tahu bahwa tahun 2011 adalah tahun terakhirnya beliau berada di kantor PSSI dan penulis tidak yakin dengan ucapan beliau kalau tahun 2011 akan mundur model seperti ini sudah sering diucapkan beliau ketika pertama kali memimpin dan terbukti sampai sekarang beliau masih duduk manis saja di PSSI..

Jadi buat para penikmat sepakbola nasional lebih baik buang jauh-jauh mimpi Indonesia bisa bermain di tingkat internasional seperti FIFA WORLD CUP kalau sampai detik ini PSSI MASIH di kuasai oleh empat sekawan dan kroni-kroninya yang rela pasang badan agar empat sekawan ini tetap duduk manis, atau mungkin secara ekstrem kita tinggal tunggu kapan Tuhan memberikan azab kepada empat sekawan ini dan juga orang-orang yang tega merusak sepakbola kita ini demi kepentingan perut dan golongan yang mereka bela !!!

GBK Std, 140710 14:20

Rhesza

Pendapat Pribadi

http://republikkaummiskin.blogspot.com

http://twitter.com/rhesza

»»  Baca Selengkapnya...

Pasoepati Berterima Kasih Kepada Sang Jendral

Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmojo mengangkat syal merah bertuliskan Pasoepati di hadapan sekitar 5000 massa Pasoepati yang berada di tribun selatan stadion Jatidiri Semarang, hari Minggu (8/8) lalu.

Selamat datang… Pak Kapolda! Selamat datang… Pak Kapolda!” Lirik lagu sederhana itu sontak terdengar seisi stadion ketika Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmojo berjalan pelan menuju ke arah tribun Pasoepati sesusai pertandingan Persis Solo melawan Persiku Kudus di stadion Jatidiri Semarang, Minggu (8/8) lalu. Pasoepati yang terkumpul massa sekitar 5000 orang itu, sontak berdiri dan bernyanyi menyambut datangnya perwira kepolisian tersebut. Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmojo, Kapolda Jawa Tengah yang baru saja dimutasi ke Mabes Polri ini memang terkenal dekat dengan Pasoepati, suporter sepak bola Solo. Saking dekatnya, Pasoepati pun secara khusus mengundang sang jendral kepolisian itu untuk berkenan hadir di stadion Jatidiri guna menyaksikan pertandingan sepak bola yang dimainkan oleh Persis Solo. Dan gayung pun bersambut, sempat mendapatkan kabar bahwa Kapolda batal hadir, namun di luar dugaan banyak orang, Kapolda pun datang menghampiri Pasoepati seusai pertandingan.

Kehadiran Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmojo ke tribun Pasoepati, bisa jadi menjadi peredam emosi bagi ribuan massa Pasoepati yang merasa kecewa karena hasil imbang yang diraih tim Persis Solo. Kekecewaan pun berlipat ganda menyusul kepemimpinan wasit yang dinilai banyak kalangan gagal memimpin pertandingan dengan baik. Mengenakan kemeja warna gelap, sang jendral dengan ditemani beberapa petinggi Polda Jawa Tengah, berjalan pelan sembari menuju tribun selatan stadion. Berkalungkan syal merah Pasoepati, sang jendral melambaikan tangannya dengan maksud menyapa massa Pasoepati yang secara meriah menyambut kehadirannya.

Pak Kapolda.. Pak Kapolda… Tangkap wasitnya! Kok kayaknya terima suap…” Lirik lagu itupun selanjutnya terdengar merdu di dalam stadion ketika Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmojo telah bertatap muka dengan dua dirigen Pasoepati. Lagu sederhana itu secara instan tercipta dan dinyanyikan sebagai wujud curahan hati massa Pasoepati kepada sang jendral, sebagai bentuk ungkapan rasa kecewa dengan kepemimpinan wasit di lapangan. Dan demi meredam emosi massa Pasoepati, Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmojo menyempatkan dirinya untuk berdialog singkat dengan ribuan massa dihadapannya. Harapannya hanya satu, Pasoepati tetap tertib dan tidak berlaku rusuh meski merasa kecewa dengan hasil pertandingan dan kepemimpinan wasit yang buruk. Menanggapi dialog singkat tersebut, Pasoepati pun dengan berbesar hati melaksanakan perintah sang jendral dengan cara meredam emosi dan tetap menjaga diri dari emosi yang berlebihan dan tanpa kendali. Pasoepati benar-benar menjaga sportifitasnya sebagai sebuah kelompok suporter dengan mampu berlapang dada menerima hasil pertandingan meski hasil tersebut teramat menyedihkan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmojo yang telah berkenan hadir memenuhi undangan Pasoepati dengan hadir di stadion Jatidiri Semarang, hari minggu lalu. Meski ini adalah momentum perpisahan dengan persepakbolaan Jawa Tengah, namun semoga hubungan baik antara Pasoepati dengan sang jendral tidak akan berakhir sampai di sini. Selamat bertugas pak jendral dengan jabatan barunya di Mabes Polri. Semoga bisa menjadikan lembaga kepolisian Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Naskah : Adjiwae Onengisme

»»  Baca Selengkapnya...

Tangis Kesedihan Seusai Pertandingan

Tangis para pemain Persis Solo langsung pecah ketika wasit meniup peluitnya tanda berakhirnya pertandingan antara Persis Solo melawan Persiku Kudus di stadion Jatidiri Semarang, kemarin sore. Bukan sebuah tangis bahagia bagi skuad Persis, melainkan tangis kesedihan yang harus diratapinya.

Target sebuah kemenangan harus sirna menyusul hasil seri 1-1 atas tim Macan Muria. Hasil itu tentu saja menjadi pukulan telak bagi sepak bola kota Solo. Betapa tidak, jika hasil imbang itu harus melempar tim Persis Solo terdegradasi ke divisi 1 musim depan.

Penjaga gawang Persis, Dian Rompi, memberikan tepuk tangan ke arah Pasoepati seusai berakhirnya pertandingan. Sebuah penghargaan sederhana nan kaya makna dari seorang pemain terhadap para pendukung fanatiknya.

Para pemain benar-benar meratapi kekecewaannya atas kegagalannya mempertahankan tim laskar Samber Nyawa bertahan di divisi utama. Dimulai dari penjaga gawang Dian Rompi yang langsung tergeletak lemah di depan gawangnya sendiri seakan tidak percaya permainan bagusnya di pertandingan sore kemarin harus dibalas dengan hasil yang sangat mengecewakan. Nova Zaenal, sang kapten Persis, dengan perasaan sangat sedih mesti harus memimpin rekan-rekannya untuk menghampiri ke tribun penonton yang dijejali sekitar 5000 anggota Pasoepati. Dengan berlinang air mata, Nova Zaenal mengucapkan permintaan maafnya kepada ribuan massa Pasoepati.

Dengan kedua mata berkaca-kaca, Ferry Anto memberikan tepuk tangan di depan tribun penonton yang disesaki sekitar 5000 massa Pasoepati.

Di belakang Nova, ada Ferry Anto yang tak jauh beda kondisinya dengan sang kapten. Sembari kedua matanya berkaca-kaca, Ferry dengan tegar memberikan tepuk tangan hangat kepada Pasoepati yang dijumpainya di atas tribun. Tentu saja kondisi ini begitu menyedihkan bagi para pemain. Totalitas dan loyalitas terhadap Persis, ternyata tidak bisa dibalaskan dengan hasil yang diharapkan. Kondisi tidak jauh beda juga dialami oleh para pemain Persis lainnya yang berada di bangku cadangan. Wajah-wajah kesedihan nampak terlihat di punggawa Persis yang pada pertandingan kemarin sore tidak dimainkan oleh pelatih. Meski hanya berstatus sebagai pemain cadangan, mereka juga menyadari bahwa mereka mempunyai tanggung jawab yang sama, yakni menyelamatkan Persis dari degradasi.

Wajah kesedihan terlihat di bangku cadangan para pemain Persis Solo. Gagal mempertahankan Persis dari degradasi tentu saja menjadi kesedihan yang teramat mendalam bagi para pemain.

Namun beruntung bagi para pemain Persis, disaat mereka harus menanggung kesedihan, mereka tetap mendapatkan sambutan hangat dan meriah dari ribuan anggota Pasoepati. Ucapan maaf dari para pemain Persis, dibalas Pasoepati dengan ucapan terima kasih. Bagi Pasoepati, apa yang dilakukan para pemain Persis sudah sangat maksimal. Atas kerja keras dan totalitas pemain terhadap Persis selama satu musim ini, membuat Pasoepati begitu terharu dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi para pemain. Ya, para pemain Persis dan juga Pasoepati, seakan telah menjadi keluarga yang harus saling menguatkan. Degradasi bukan akhir dari segalanya bagi Persis maupun Pasoepati. Pasti ada cara lain untuk membuat persepakbolaan di kota Solo kembali disegani di tingkat nasional. Agenda mendesak menyelamatkan Persis, tidak hanya berhenti sampai di sini.

Naskah & Foto : Adjiwae Onengisme

»»  Baca Selengkapnya...

Persebaya Masih Ngotot Ingin Menang WO


Jakarta - Persebaya sudah dinyatakan kalah WO karena menolak bertanding melawan Persik Kediri di Palembang hari Minggu lalu. Merasa dizalimi, mereka ngotot meminta kemenangan WO tersebut.

Persebaya tak hadir di laga tunda kontra lawan Persik di Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Minggu (8/8/2010) lalu. Persik dinyatakan menang WO 3-0, dan akibatnya kedua tim terderadasi ke Divisi Utama, kalah angka dari Pelita Jaya yang berhak mengikuti playoff melawan Persiram Rajaampat.

Selama ini Persebaya merasa dirugikan oleh keputusan berubah-ubah otoritas Liga. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pernah menyatakan 'Bajul Ijo' menang walkout 3-0 pada 7 Mei, karena Persik dianggap tak bisa menggelar pertandingan yang seyogyanya diadakan pada 29 April.

Persik lalu naik banding dan mereka mendapatkannya. Mereka kemudian tidak berhasil pula menggelar partai di tanggal 5 Agustus, tapi Liga memutuskan menundanya, sampai kemudian mengambil keputusan menjadwalkannya di Palembang.

"Kalau pada akhirnya PT Liga memindahkan laga ke Palembang, menurut kami itu merupakan tindakan penzaliman kepada Persebaya. Dan kami menduga bahwa telah terjadi intervensi kepada PT Liga Indonesia untuk memaksakan tanding ulang itu," ujar manajer Persebaya I Gede Widiade kepada wartawan di kantor PSSI, Jakarta, Selasa (10/8) siang WIB.

Gede pun langsung mengajukan pengaduan pada Komdis terkait kasus ini dan meminta Hinca Panjaitan cs menggelar sidang, serta memanggil manajemen Persebaya dan Persik untuk meminta keterangan.

"Intinya adalah kami menuntut keadilan dan menganggap laga ulang antara Persik vs Persebaya di Palembang (8 Agustus) adalah tidak sah dan bertentangan dengan manual liga," tegas Gede.

"Maka Persik pun telah gagal menggelar laga di Stadion Brawijaya (5 Agustus) dan harus dinyatakan kalah 0-3 dari Persebaya," sambungnya.

Jika memang akhirnya pengaduan itu dikabulkan, maka hasil laga play off Pelita Jaya kontra Persiram Raja Ampat hari ini di Palembang tak berlaku.

"Ya tidak apa-apa, kita tanding ulang lagi play off-nya. Toh sepakbola kita kan sudah seperti lawakan juga. Memang orang-orang vokal seperti kita tidak boleh ada di Liga Super?" tutup Gede.
»»  Baca Selengkapnya...
Yahoo bot last visit powered by  Ybotvisit.com bola-mania-football.blogspot.com 2010-11-09 monthly 0.5