search

Solo The Spirit of Java

Solo The Spirit of Java
Welcome to my blog
Share |

Tangis Kesedihan Seusai Pertandingan

Tangis para pemain Persis Solo langsung pecah ketika wasit meniup peluitnya tanda berakhirnya pertandingan antara Persis Solo melawan Persiku Kudus di stadion Jatidiri Semarang, kemarin sore. Bukan sebuah tangis bahagia bagi skuad Persis, melainkan tangis kesedihan yang harus diratapinya.

Target sebuah kemenangan harus sirna menyusul hasil seri 1-1 atas tim Macan Muria. Hasil itu tentu saja menjadi pukulan telak bagi sepak bola kota Solo. Betapa tidak, jika hasil imbang itu harus melempar tim Persis Solo terdegradasi ke divisi 1 musim depan.

Penjaga gawang Persis, Dian Rompi, memberikan tepuk tangan ke arah Pasoepati seusai berakhirnya pertandingan. Sebuah penghargaan sederhana nan kaya makna dari seorang pemain terhadap para pendukung fanatiknya.

Para pemain benar-benar meratapi kekecewaannya atas kegagalannya mempertahankan tim laskar Samber Nyawa bertahan di divisi utama. Dimulai dari penjaga gawang Dian Rompi yang langsung tergeletak lemah di depan gawangnya sendiri seakan tidak percaya permainan bagusnya di pertandingan sore kemarin harus dibalas dengan hasil yang sangat mengecewakan. Nova Zaenal, sang kapten Persis, dengan perasaan sangat sedih mesti harus memimpin rekan-rekannya untuk menghampiri ke tribun penonton yang dijejali sekitar 5000 anggota Pasoepati. Dengan berlinang air mata, Nova Zaenal mengucapkan permintaan maafnya kepada ribuan massa Pasoepati.

Dengan kedua mata berkaca-kaca, Ferry Anto memberikan tepuk tangan di depan tribun penonton yang disesaki sekitar 5000 massa Pasoepati.

Di belakang Nova, ada Ferry Anto yang tak jauh beda kondisinya dengan sang kapten. Sembari kedua matanya berkaca-kaca, Ferry dengan tegar memberikan tepuk tangan hangat kepada Pasoepati yang dijumpainya di atas tribun. Tentu saja kondisi ini begitu menyedihkan bagi para pemain. Totalitas dan loyalitas terhadap Persis, ternyata tidak bisa dibalaskan dengan hasil yang diharapkan. Kondisi tidak jauh beda juga dialami oleh para pemain Persis lainnya yang berada di bangku cadangan. Wajah-wajah kesedihan nampak terlihat di punggawa Persis yang pada pertandingan kemarin sore tidak dimainkan oleh pelatih. Meski hanya berstatus sebagai pemain cadangan, mereka juga menyadari bahwa mereka mempunyai tanggung jawab yang sama, yakni menyelamatkan Persis dari degradasi.

Wajah kesedihan terlihat di bangku cadangan para pemain Persis Solo. Gagal mempertahankan Persis dari degradasi tentu saja menjadi kesedihan yang teramat mendalam bagi para pemain.

Namun beruntung bagi para pemain Persis, disaat mereka harus menanggung kesedihan, mereka tetap mendapatkan sambutan hangat dan meriah dari ribuan anggota Pasoepati. Ucapan maaf dari para pemain Persis, dibalas Pasoepati dengan ucapan terima kasih. Bagi Pasoepati, apa yang dilakukan para pemain Persis sudah sangat maksimal. Atas kerja keras dan totalitas pemain terhadap Persis selama satu musim ini, membuat Pasoepati begitu terharu dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi para pemain. Ya, para pemain Persis dan juga Pasoepati, seakan telah menjadi keluarga yang harus saling menguatkan. Degradasi bukan akhir dari segalanya bagi Persis maupun Pasoepati. Pasti ada cara lain untuk membuat persepakbolaan di kota Solo kembali disegani di tingkat nasional. Agenda mendesak menyelamatkan Persis, tidak hanya berhenti sampai di sini.

Naskah & Foto : Adjiwae Onengisme

0 komentar:

Posting Komentar

Yahoo bot last visit powered by  Ybotvisit.com bola-mania-football.blogspot.com 2010-11-09 monthly 0.5